Ayat Inti : “Ibu, mengapakah engkau menangis?” Yohanes 20:15 {ITB}

Murid-murid Yesus seringkali mengulangi perkataan, “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” Lukas 24:21. Dalam kesepian dan sakit hati mereka mengingat perkataan-Nya, “Jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” Lukas 23:31. Mereka berkumpul di ruangan atas, dan menutup pintunya dengan rapat, mengetahui bahwa nasib yang dialami Guru mereka bisa sewaktu-waktu terjadi pada mereka.

Pada sepanjang waktu itu, seharusnya mereka dapat bersukacita di dalam pengetahuan akan Juruselamat yang telah bangkit. Di taman, Maria berdiri dan menangis ketika Yesus berada di sampingnya. Matanya dipenuhi air mata sehingga ia tidak dapat mengenali-Nya. Hati para murid pun penuh duka sehingga mereka tidak mempercayai pesan yang dibawakan malaikat maupun kata-kata Kristus sendiri.

Seberapa banyak dari antara kita yang masih melakukan apa yang dilakukan oleh para murid? Berapa banyak di antara kita yang menangis putus asa seperti Maria, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Kepada berapa banyak orang kalimat Sang Juruselamat, “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” harus dikatakan? Tuhan dekat dengan mereka, tapi mereka dibutakan oleh air mata sehingga tidak bisa melihat Dia dengan jelas. Ia berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti.

Oh, semoga kepala yang tertunduk akan diangkat, supaya mata pun dapat dibuka untuk memandang-Nya, dan telinga akan mendengar suara-Nya! “Segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati.” … Janganlah meratap seperti orang yang berduka dan putus asa. Yesus hidup, dan karena Ia hidup, kita pun akan hidup. Dari hati yang bersyukur, mulut yang diurapi Roh Kurus, biarlah berkumandang mazmur sukacita, Kristus telah bangkit! Ia hidup untuk menjadi perantara bagi kita. Genggamlah harapan ini, dan harapan ini pun akan memegang jiwa Anda seperti jangkar yang teguh dan terjamin. Percayalah, dan engkau akan melihat kemuliaan Tuhan.