Ayat Inti : “Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” 2 Timotius 3:14,15 {ITB}
Mereka yang mengakui nama Kristus tidak boleh lalai untuk mendirikan mezbah dalam keluarganya, di mana mereka dapat mencari Tuhan setiap hari dengan segala kesungguhan sebagaimana mereka mencari Tuhan dalam pertemuan ibadah.
Kita dapat mempelajari pelajaran yang berharga mengenai hal ini dari kehidupan dan karakter Timotius. Dari kecil Timotius sudah mengenal Kitab Suci. Agama adalah atmosfer di rumahnya. Kesalehan dalam kehidupan di rumahnya begitu murni, bijaksana, dan tidak tercemar oleh perasaan-perasaan yang palsu. Firman Tuhan adalah aturan yang menuntun Timotius. Ia menerima instruksi, “hukum bertambah hukum dan hukum bertambah hukum, syarat bertambah syarat dan syarat bertambah syarat, sini sedikit, di sana sedikit” (Yesaya 28:10 {ITL}). Dan kuasa rohani dari pelajaran-pelajaran itu menjaganya tetap suci dalam perkataan dan merdeka dari semua perasaan yang merusak. Guru-gurunya di rumah bekerja sama dengan Tuhan dalam mendidik orang muda ini untuk memikul beban yang akan datang kepadanya di masa mudanya.
Pelajaran-pelajaran dari Alkitab memiliki pengaruh moral dan kesalehan pada setiap orang ketika pelajaran-pelajaran ini dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Timotius mempelajari dan mempraktikkan pelajaran-pelajaran ini. Ia tidak memiliki bakat-bakat khusus yang mengagumkan, tetapi pekerjaannya begitu berharga karena dia menggunakan kemampuan yang diberikan Tuhan sebagai persembahan yang kudus dalam pelayanan kepada Tuhan. Pengetahuannya yang cerdas mengenai kebenaran dan kesalehan yang dipraktikkan dalam kehidupannya memberikan dia kehormatan dan pengaruh. Roh Kudus menemukan di dalam diri Timotius suatu pikiran yang bisa dibentuk dan dibuat untuk menjadi bait suci sebagai tempat persemayaman Roh Kudus.
Orang muda harus menempatkan diri mereka di bawah pengajaran-pengajaran Kitab Suci dan menjalankan pengajaran-pengajaran ini dalam pikiran dan kehidupan sehari-hari mereka. Ketika hal ini terjadi, barulah mereka dapat memiliki tabiat-tabiat tertinggi dalam istana surgawi. Mereka akan menyembunyikan diri mereka di balik Tuhan, dan kehidupan mereka akan menyaksikan kemuliaan-Nya.