Ayat Inti : “Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.” Lukas 2:51 {ITB}
Ketika Kristus berusia dua belas tahun, Ia pergi bersama kedua orang tuanya ke Yerusalem untuk menghadiri Perayaan Paskah, dan saat mereka dalam perjalanan pulang, Yesus menghilang dari antara orang banyak. Setelah Yusuf dan Maria mencari-cari Yesus selama tiga hari, mereka menemukan Dia di pelataran bait suci, “duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.” Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan-Nya dengan keapikan yang mempesona para cendikiawan ini. Ia adalah teladan yang sempurna bagi seluruh orang muda. Ia pun selalu menunjukkan rasa segan dan hormat terhadap orang yang lebih tua. Ajaran Yesus tidak akan pernah membawa anak-anak untuk bersikap kasar dan tidak sopan.
Ketika Yusuf dan Maria menemukan Yesus, mereka terkagum-kagum, “lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau. Jawab-Nya kepada mereka: Mengapa kamu mencari Aku?” Sambil menunjuk ke langit, ia pun kembali berkata, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Ketika Ia mengucapkan perkataan ini, keilahian pun terpancar dari seorang manusia. Sinar dan kemuliaan sorga menyinari wajah-Nya.
Kristus tidak melakukan pelayanan-Nya di dalam masyarakat sampai delapan belas tahun setelah kejadian ini, akan tetapi Ia selalu melayani orang lain, menggunakan setiap kesempatan yang dipercayakan kepada-Nya. Bahkan di masa kanak-kanak-Nya Ia mengucapkan perkataan penghiburan dan pengharapan kepada kaum muda maupun orang tua. Ibu-Nya hanya bisa menyimpan di dalam hatinya setiap perkataan-Nya, roh-Nya dan ketaatan-Nya yang sukarela terhadap seluruh perintahnya.
Tidak benar dikatakan, seperti banyak penulis telah mengatakan, bahwa Kristus sama seperti anak-anak lainnya. Ia tidak sama seperti semua anak-anak lainnya. Banyak anak yang salah dididik dan salah pola asuhnya. Sedangkan Yesus diajarkan sesuai dengan karakter misi-Nya yang kudus. Kegemaran-Nya akan hal yang benar merupakan kebahagiaan yang bersifat tetap bagi orang tua-Nya. Pertanyaan-pertanyaan yang Ia ajukan membawa mereka untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh elemen kebenaran yang luar biasa. Perkataan-perkataan-Nya yang menggugah jiwa mengenai alam semesta dan Tuhan Penguasanya membuka dan menerangi pikiran mereka.