Ayat Inti : “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.” 1 Petrus 1:13 {ITB}

Kita masing-masing memiliki pekerjaan perseorangan untuk dilakukan, untuk menyiapkan akal budi kita, untuk waspada, berjaga-jaga dalam doa. Akal budi harus sungguh-sungguh dikendalikan dengan berfokus kepada pelajaran-pelajaran yang akan menguatkan kuasa moral. Pikiran haruslah murni dan pertimbangan hati haruslah bersih, jika perkataan dari mulut akan menjadi perkataan yang berkenan bagi Surga dan bermanfaat bagi rekan-rekanmu.

Akal budi harus dijaga dengan hati-hati. Tidak ada yang boleh diizinkan untuk masuk yang akan membahayakan atau menghancurkan kekuatan dan kesehatan pikiran. Tetapi untuk mencegah hal ini, akal budi harus dipenuhi dengan benih yang baik, yang, setelah tumbuh dan menjadi hidup, akan menghasilkan ranting-ranting yang berbuah. Ladang yang dibiarkan dan tidak diusahakan, dengan cepat akan menghasilkan sederet tanaman yang berduri dan merambat, yang menanduskan tanah dan tidak berguna bagi sang pemilik tanah. Tanah itu dipenuhi dengan benih-benih yang tertiup dan terbawa angin dari setiap penjuru; dan jika dibiarkan dan tidak diusahakan, benih-benih itu akan tumbuh secara spontan, menghambat setiap tanaman berharga yang menghasilkan buah yang berjuang untuk hidup. Jika ladang itu digarap dan ditaburi dengan benih-benih, rumput-rumput yang tidak berharga ini akan dicabut, dan tidak bisa berkembang.

Orang muda yang menemukan sukacita dan kebahagiaan dalam pembacaan Firman Tuhan dan dalam waktu berdoa itu disegarkan secara konstan oleh aliran dari Sumber Mata Air kehidupan. Dia akan memperoleh keunggulan moral yang tinggi dan pikiran yang luas yang tidak bisa dipahami orang lain. Persekutuan dengan Tuhan mendorong pikiran yang baik, aspirasi yang mulia, persepsi yang jernih mengenai kebenaran, dan tujuan yang agung dari setiap tindakan. Orang-orang yang menghubungkan jiwa mereka dengan Tuhan, diakui-Nya sebagai anak laki-laki dan perempuan Tuhan. Mereka secara konstan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, mendapatkan pandangan yang jernih mengenai Tuhan dan kekekalan, hingga Tuhan menjadikan mereka sebagai saluran terang dan hikmat bagi dunia.