Ayat Inti : “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.” Kejadian 2:2 {ITB}
Tuhan menyediakan hari ketujuh sebagai waktu peristirahatan bagi manusia, untuk kebaikan manusia dan juga untuk kemuliaan-Nya. Ia melihat bahwa tubuh manusia membutuhkan istirahat dari kerja keras dan tanggung jawab. Tanpa waktu relaksasi, hidup dan kesehatan manusia akan berada dalam resiko setelah bekerja dan berjaga-jaga selama enam hari.
Hari Sabat Tuhan diciptakan sebagai berkat bagi kita dan anak-anak kita… Mereka bisa melihat bunga-bunga bermekaran, kuncup yang mulai terbuka, pepohonan yang rindang, dan hamparan padang rumput yang indah. Saat itulah kita bisa mengajarkan kepada mereka bahwa Tuhan menciptakan semuanya dalam enam hari, kemudian beristirahat di hari ketujuh dan menguduskannya. Demikianlah orang tua dapat menanamkan nilai-nilai ini di dalam anak-anak mereka, sehingga ketika anak-anak ini melihat alam, mereka akan mengingat akan keagungan Sang Pencipta alam semesta. Pikiran mereka akan dibawa kepada Tuhan dari alam semesta – kembali pada masa penciptaan dunia ini, saat dasar dari pengadaan Sabat diletakkan. Saat semua anak-anak Tuhan bersorak-sorai dalam sukacita.
Berbahagialah keluarga yang dapat pergi ke gereja pada hari Sabat, sama seperti Yesus dan murid-murid-Nya yang pergi ke Sinagog – menyeberangi padang, di sepanjang pinggiran danau, atau melalui ladang perkebunan.
Hari Sabat mengajak kita untuk memandang kemuliaan dari Sang Pencipta melalui ciptaan-Nya. Oleh karena inilah, Yesus telah menjadikan pelajaran berharga-Nya identik dengan keindahan alam. Di hari peristirahatan yang kudus, di atas segala hari, kita harus mempelajari pesan yang telah Tuhan tuliskan bagi kita melalui alam. Sudah seharusnya kita mempelajari perumpamaan-perumpamaan yang diceritakan Yesus di alam bebas – di ladang dan di kebun, di bawah langit terbuka, di hamparan rumput dan bunga. Sebagaimana kita mendekat kepada alam, Kristus menyatakan hadirat-Nya dan berbicara kepada hati kita tentang kasih dan damai sejahtera-Nya.