Ayat Inti : “Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Petrus 4:9-10 {ITB}
Saat semangat keramahan mati, hati pun dilumpuhkan oleh keegoisan.
“Suka memberikan tumpangan” merupakan salah satu persyaratan yang diberikan oleh Roh Kudus sebagai ciri-ciri orang yang layak memikul tanggung jawab di gereja. Kepada seisi gereja pun telah diberikan perintah: “Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut…” 1 Petrus 4:9-10.
Anehnya, peringatan ini sudah lama diabaikan. Bahkan di antara mereka yang mengaku Kristen, keramahan yang sesungguhnya pun tidak banyak dipraktekkan. Di antara kaum kita sendiri, kesempatan untuk memperlihatkan keramahan tidak dihargai sebagaimana mestinya, sebagai sebuah hak istimewa dan berkat. Kita sudah sangat tidak terbiasa dengan keramahan maupun kecenderungan untuk menerima dua atau tiga orang tambahan di dalam tatanan keluarga kita, tanpa membangkitkan rasa malu maupun kehebohan. Beberapa orang mengatakan “terlalu rumit.” Tetapi Anda tidak perlu begitu jika Anda mau berkata: “Kami tidak melakukan persiapan khusus, tetapi kami menerima Anda dengan apa yang kami miliki.” Tamu yang datang secara mendadak akan jauh lebih menghargai penerimaan Anda dibandingkan dengan persiapan yang rumit.
Kristus mengingat setiap pengeluaran yang ditimbulkan ketika kita menjamu demi nama-Nya. Ia akan menyediakan semua yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. Mereka yang menjamu rekan-rekannya demi nama Kristus, yang melakukan yang terbaik untuk menjadikan kunjungan tersebut menguntungkan baik bagi sang tamu maupun bagi diri mereka sendiri, akan dicatat layak di surga untuk menerima berkat khusus.
Ketika Anda membuka pintu Anda bagi umat Kristus yang membutuhkan dan menderita, Anda sedang menerima kedatangan malaikat yang tak terlihat. Anda mengundang persahabatan dengan makhluk-makhluk surga. Mereka membawa atmosfer sukacita dan damai sejahtera yang kudus. Mereka datang dengan puji-pujian pada bibir mereka, dan alunan yang bersahutan pun terdengar di surga. Setiap tindakan belas kasihan menciptakan alunan musik di surga.