Ayat Inti : “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” Lukas 10:36-37 {ITB}

Kristus datang untuk merubuhkan setiap tembok penghalang. Ia datang untuk menunjukkan bahwa belas-kasihan dan kasih-Nya tidak terbatas, seperti udara, sinar matahari, dan hujan yang membasahi bumi… Ia tidak membeda-bedakan antara tetangga dan orang asing, teman dan musuh…

Ia tidak melalui manusia mana pun begitu saja seolah-olah mereka tidak berharga… Di manapun dan dengan siapapun Ia berada, Ia memberikan pelajaran yang sesuai dengan waktu dan keadaan. Setiap penelantaran atau penghinaan yang diperlihatkan oleh manusia kepada sesamanya, hanya semakin menyadarkan-Nya akan kebutuhan mereka terhadap simpati Manusia Ilahi-Nya. Ia berusaha untuk memberi harapan bagi orang-orang yang paling keras dan tidak menjanjikan sekalipun, menyediakan jaminan di hadapan mereka bahwa mereka dapat menjadi tak bercela dan murni, memperoleh karakter yang akan menyatakan mereka sebagai anak-anak Tuhan.

Seringkali Yesus menemui orang-orang yang jatuh di bawah kuasa iblis dan tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari perangkapnya. Kepada orang-orang seperti itu, yang putus asa, yang sakit, yang berada di bawah pencobaan, dan yang jatuh – Yesus akan mengucapkan perkataan belas kasih yang lembut, perkataan yang dibutuhkan dan dapat dipahami. Orang-orang lain yang Ia temui sedang berada di dalam pertikaian berhadapan dengan iblis. Kepada orang-orang seperti ini, Yesus mendorong mereka untuk bertahan, memberikan jaminan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh kemenangan.

Di meja para pemungut cukai, Ia duduk sebagai tamu kehormatan, dan melalui rasa simpati dan kebaikan-Nya terhadap sesama, Ia menunjukkan bahwa Ia memahami harkat kemanusiaan; dan manusia menanti-nantikan untuk menjadi layak atas kepercayaan-Nya.

Walaupun Ia adalah seorang Yahudi, Yesus berbaur bebas dengan orang-orang Samaria… Ia tidur di bawah atap yang sama dengan mereka, makan satu meja dengan mereka – mengambil makanan yang disiapkan dan disajikan oleh tangan mereka – mengajar mereka di jalan-jalan dan memperlakukan mereka dengan sangat baik dan sopan. Seraya Ia menarik hati mereka kepada-Nya melalui tali simpati manusia, anugerah Ilahi-Nya membawa keselamatan yang ditolak oleh Bangsa Yahudi kepada mereka.