Ayat Inti : “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Alah dan Allah di dalam dia.” 1 Yohanes 4:16 {ITB}

Kasih yang terbuka dan pengabdian yang tidak mementingkan diri sendiri yang diwujudkan di dalam kehidupan dan karakter Yohanes, memberikan pelajaran mengenai nilai-nilai yang tak ternilai kepada gereja Kristen. Beberapa orang mungkin menggambarkan bahwa Yohanes memiliki kasih ini terpisah dari anugerah Ilahi; tetapi karakter alami Yohanes sebenarnya memiliki sebuah kecacatan yang serius: ia sombong dan ambisius serta cepat marah dan tersinggung.

Yohanes ingin menjadi seperti Yesus, dan di bawah pengaruh kasih Yesus yang mengubahkan, ia menjadi seseorang yang lembut dan rendah hati. Dirinya disembunyikan di dalam Yesus. Ia memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Pokok Anggur yang Hidup, sehingga dengan demikian, ia pun turut memiliki sifat Ilahi. Hal seperti itulah yang akan dihasilkan dari persekutuan dengan Kristus. Inilah pengudusan yang sesungguhnya.

Setiap individu bisa saja memiliki kecacatan yang nyata di dalam karakternya, namun ketika ia menjadi murid Yesus yang sejati, kuasa anugerah Ilahi menjadikannya ciptaan baru. Kasih Kristus mengubahkan dan menguduskannya. Akan tetapi, orang-orang yang mengaku Kristen, dan kepercayaan mereka tidak menjadikan mereka pribadi yang lebih baik di dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan hidup yang menyaksikan Kristus melalui karakter dan watak – mereka bukanlah umat-Nya.

Yohanes menikmati berkat pengudusan yang sesungguhnya. Tetapi perhatikanlah, sang rasul tidak mengaku dirinya tidak berdosa; ia berusaha mencapai kesempurnaan dengan berjalan di dalam terang wajah Tuhan. Ia menjadi saksi bahwa manusia yang mengaku mengenal Tuhan, namun melanggar hukum Ilahi, berarti berbohong tentang pengakuannya… Saat kita mengasihi jiwa-jiwa yang telah ditebus oleh Kristus, dan bekerja untuk keselamatan mereka, kita pun tidak boleh berkompromi dengan dosa. Kita tidak dipanggil untuk bersatu dengan para pembangkang, dan menyebutnya kebaikan. Tuhan membutuhkan umat-Nya di masa sekarang untuk berdiri dengan teguh untuk kebenaran, seperti yang dilakukan Yohanes pada masanya – melawan perbuatan dosa yang merusak jiwa-jiwa.