Ayat Inti : “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” Amsal 11:24-25 {ITB}
Tuhanlah yang memberkati orang-orang dengan harta benda, dan Dia melakukan ini supaya mereka dapat memberi demi kemajuan tujuan-Nya. Tuhan mengirimkan sinar matahari dan hujan. Dia menyebabkan tumbuh-tumbuhan untuk berkembang. Dia memberikan kesehatan dan kemampuan untuk memperoleh kekayaan. Semua berkat kita datang dari tangan berlimpah-Nya. Pada gilirannya, Dia ingin agar pria dan wanita menunjukkan rasa terima kasih mereka dengan mengembalikan kepada-Nya porsi persepuluhan dan persembahan dalam korban syukur, dalam persembahan sukarela, dan dalam persembahan penebusan. Jika saja harta-benda mengalir ke dalam peti persembahan sesuai dengan yang ditetapkan oleh rencana ilahi – yaitu sepersepuluh dari semua penambahan, dan persembahan yang murah hati – akan ada kelimpahan untuk kemajuan pekerjaan Tuhan.
Tetapi hati manusia menjadi keras melalui keegoisan, dan seperti Ananias dan Safira, mereka tergoda untuk menahan bagian dari harga, sambil berpura-pura untuk memenuhi persyaratan Tuhan. Banyak yang menghabiskan uang secara boros dalam kepuasan diri sendiri. Pria dan wanita berkonsultasi dengan kesenangan mereka dan memuaskan selera mereka, sementara mereka membawa ke Tuhan, hampir secara enggan, korban yang dibatasi. Mereka lupa bahwa Tuhan akan suatu hari menuntut perhitungan yang ketat tentang bagaimana barang-Nya telah digunakan.
Kebajikan penyangkalan diri secara terus menerus adalah obat Tuhan untuk dosa-dosa busuk keegoisan dan ketamakan. Tuhan telah mengatur persembahan yang sistematis untuk menyokong tujuan-Nya dan meringankan kebutuhan orang-orang yang menderita dan membutuhkan. Dia telah menetapkan bahwa pemberian harus menjadi kebiasaan, supaya hal ini dapat melawan dosa ketamakan yang berbahaya dan licik. Pemberian secara terus menerus akan membunuh ketamakan. Tuhan menuntut latihan kemurahan hati yang terus menerus, supaya kebiasaan dalam karya-karya yang baik dapat mematahkan kekuatan kebiasaan dalam arah yang berlawanan.