Ayat Inti : “Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” Kata Firaun kepada Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.” Kejadian 41:38-40 {ITB}

Yusuf telah dimuliakan dari seorang tahanan di dalam penjara menjadi penguasa atas seluruh tanah Mesir. Kedudukan tersebut merupakan posisi yang sangat tinggi, tetapi dikelilingi dengan kesulitan dan bahaya. Seseorang tidak dapat berdiri di atas kedudukan tinggi tanpa bahaya. Sebagaimana angin topan tidak merusak bunga yang tidak semarak di lembah, tetapi mencabut pohon yang kokoh di puncak gunung, begitu juga mereka yang mempertahankan integritas dalam hidup yang sederhana akan ditarik ke dalam lobang oleh pencobaan-pencobaan yang menyerang kesuksesan dan kehormatan dunia.  Tetapi karakter Yusuf tetap menang atas ujian, baik dalam keadaan kesulitan maupun kemakmuran. Kesetiaan yang sama kepada Tuhan diperlihatkan ketika dia berada di istana Firaun sebagaimana ketika dia berada dalam penjara. Dia masih seorang asing di tanah kafir, terpisah dari kerabatnya, penyembah-penyembah Tuhan; tetapi dengan sepenuhnya dia percaya bahwa tangan Tuhan telah membimbing langkahnya, dan sambil bergantung secara konstan kepada Tuhan, dia melaksanakan dengan setia setiap tugas yang diembannya. Melalui Yusuf, perhatian raja dan orang-orang penting di Mesir diarahkan kepada Tuhan yang Benar; dan mereka belajar untuk menghormati prinsip-prinsip yang dinyatakan melalui kehidupan dan karakter para penyembah Tuhan.

Bagaimana Yusuf dimampukan untuk memiliki catatan karakter yang teguh, jujur, dan berhikmat?—Pada tahun-tahun permulaan kehidupannya, dia telah mengikuti tanggung jawab daripada kehendaknya sendiri; dan integritas, kepercayaan yang sederhana, sifat mulia di masa mudanya menghasilkan buah dalam tingkah lakunya ketika ia menjadi seorang dewasa. Kesetiaan didalam setiap tugas disetiap posisi, dari posisi yang rendah hingga ke posisi yang paling mulia, telah melatih setiap kemampuan untuk pelayanan tertinggi. Dia yang hidup selaras dengan kehendak Pencipta sedang meraih perkembangan karakter yang paling sejati dan luhur.