Ayat Inti : “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” Ratapan 3:22-23 {ITB}

Sang nabi yang setia itu dikuatkan setiap hari agar dapat bertahan. Ia menyatakan dengan iman, “Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!” Yeremia 20:11. “Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.” Yeremia 20:13. Pengalaman yang dilalui Yeremia pada masa mudanya dan tahun-tahun berikutnya dalam pelayanannya telah mengajarkannya sebuah pelajaran bahwa “manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” Yeremia 10:23. Ia pun belajar untuk berdoa, “Hajarlah aku, ya TUHAN, tetapi dengan selayaknya, jangan dengan murka-Mu, supaya aku jangan Kaubinasakan!” Yeremia 10:24.

Saat dipanggil untuk minum dari cawan kesengsaraan dan kesusahan, dan ketika dicobai di dalam kesesakannya untuk berkata, “hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN,” ia mengingat kembali pemeliharaan Tuhan atasnya, dan dengan penuh kemenangan berseru, “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”

Banyak orang yang mengaku Kristen berdiam terlalu lama pada sisi gelap kehidupan, padahal mereka bisa bergembira di dalam sinar mentari; mereka mengeluh saat mereka seharusnya bersukacita; mereka terus-menerus membicarakan pencobaan ketika mereka seharusnya mengucapkan puji-pujian akan berkat melimpah yang mereka nikmati. Mereka memandang hal-hal yang tidak menyenangkan, mereka menumpuk kekecewaan, dan berkeluh kesah atas kesedihan. Akibatnya, tumbuhlah hati yang berbeban berat dan penuh kesedihan, padahal jika mereka menghitung berkat mereka, akan ditemukan banyak sekali berkat sehingga mereka akan lupa untuk menyebutkan hal-hal yang mengganggu mereka. Jika saja mereka mau mencatat kemurahan yang mereka terima setiap hari; jika saja mereka mau memenuhi pikiran mereka dengan ingatan yang berharga akan kebaikan-kebaikan yang sudah mereka terima, betapa banyak kesempatan yang akan mereka temukan untuk menyampaikan rasa syukur dan pujian kepada Sang Pemberi Segala Sesuatu Yang Baik.