Ayat Inti : “Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.” 2 Tawarikh 36:15-16 {ITB}
Rasa hormat harus diperlihatkan kepada utusan-utusan Tuhan – para hamba Tuhan, pengajar, dan orang tua yang dipanggil untuk berbicara dan bertindak mewakili Dia. Dalam penghormatan yang ditunjukkan kepada mereka, Tuhan pun dihormati.
Generasi muda haruslah dididik dan dilatih untuk mengembangkan karakter yang memuliakan hal-hal kudus dan memperkuat pengabdian yang tulus kepada Tuhan di dalam rumah-Nya. Banyak orang yang mengaku sebagai anak-anak Raja sorgawi, namun tidak memiliki penghargaan yang benar terhadap hal-hal yang kudus dan kekal.
Mereka jarang diberi petunjuk bahwa seorang hamba Tuhan adalah perwakilan-Nya, di mana pesan yang ia bawa merupakan salah satu cara yang digunakan Tuhan dalam menyelamatkan jiwa-jiwa, dan bahwa pesan tersebut juga akan menjadi rasa hidup bagi kehidupan atau rasa kematian bagi kematian bagi orang-orang yang memiliki hak istimewa untuk mendengarkannya.
Banyak orang menjadikan pelayanan sebagai bahan kritik di rumah, menyetujui beberapa hal dan menghujat hal-hal lainnya. Dalam pelayanan di mimbar, jika sang pengkhotbah memiliki kesalahan, bersikap seganlah untuk membahas hal tersebut. Bicarakan pekerjaan baik yang ia lakukan saja, konsep-konsep bagus yang ia jelaskan – yang sebaiknya diindahkan karena berasal dari utusan Tuhan.
Kecuali konsep yang tepat akan penyembahan yang sejati dan penghormatan yang benar diberikan kepada orang-orang, akan ada perkembangan akan kecenderungan untuk memposisikan hal-hal yang bersifat kudus dan kekal pada tingkat yang sama dengan hal-hal umum lainnya, dan orang-orang yang mengaku memiliki kebenaran akan menjadi penghinaan kepada Tuhan dan imannya. Mereka tidak akan pernah bisa, dengan konsep mereka yang mentah, menghargai surga yang murni dan kudus. Mereka pun tak bisa dipersiapkan untuk bergabung dengan para penyembah di pelataran surga, di mana segala sesuatu merupakan kesempurnaan dan kemurnian, di mana setiap makhluk memiliki rasa hormat yang sempurna bagi Tuhan dan kekudusan-Nya.
Paulus menggambarkan pekerjaan utusan-utusan Tuhan sebagai gambaran bahwa setiap manusia akan dijadikan sempurna di dalam Kristus Yesus.