Ayat Inti : “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” Matius 11:25-27 {ITB}

“Pada waktu itu.” Zaman berubah. Mereka yang berkuasa di dunia ini telah memenjarakan Yohanes Pembaptis, dan mereka yang bijak dalam falsafah dan teologi zaman ini terlalu sering menolak Tuhan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya. Menanggapi hal ini, Yesus menyoroti kenyataan bahwa orang-orang lemah dan sederhana adalah justru yang sering paling mengerti Yesus dengan jelas. Sepanjang kisah Injil, kita menemukan mereka yang miskin, para pendosa, para pemungut cukai, pelacur, para pakar terdidik ketika mereka menganalisis pekerjaan-Nya, menyatakan bahwa apa yang Dia lakukan tidak sesuai dengan teori-teori yang membingungkan.

Walau benar bahwa para intelektual pada umumnya tidak membutuhkan Yesus, sedangkan mereka yang rendah hati menyambut-Nya, kita harus berhati-hati pada kesimpulan yang kita ambil dari kenyataan-kenyataan itu. Sebagaimana William Barclay katakan, “Dia jauh dari mengutuk kuasa intelektual; apa yang Dia kutuk adalah kesombongan intelektual…. ‘Hati dan bukan otak, adalah takhta Injil.’ Bukan kepandaian yang menutupi; tetapi kesombongan. Bukan kebodohan yang mengakui; tetapi kerendahan hati. Yesus tidak menghubungkan ketidaktahuan dengan iman. Seseorang bisa saja bijak seperti Salomo, tetapi jika dia tidak memiliki kesederhanaan, kepercayaan, kepolosan hati seorang anak, maka dia telah menutup dirinya.”

Jika Anda sesungguhnya menghendaki untuk mengenal Bapa, maka Anda harus memerhatikan Yesus dan mendengarkan-Nya dengan seksama, karena “tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak.” Kitab Ibrani mengutarakannya sedikit berbeda ketika menyatakan bahwa “setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,… Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah”. Ibrani 1:1-3.

“Pandanglah pada Yesus” adalah pekabaran-Nya sendiri, maupun pekabaran seluruh Perjanjian Baru. Pengetahuan-pengetahuan lain memang berguna bagi kehidupan, dan beberapa pandangan-pandangan itu membantu kita melihat kemuliaan Yesus makin lebih sepenuhnya. Namun pengetahuan kebenaran ini adalah inti yang menjadi konteks yang memberikan arti bagi semua pengajaran lainnya.