Ayat Inti : “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Wahyu 19:9 {ITB}

Baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, hubungan pernikahan digunakan untuk mewakili ikatan lembut dan suci yang ada di antara Kristus dan umat-Nya. Bagi pikiran Yesus, sukacita dari perayaan pernikahan menunjuk ke depan pada sukacita hari ketika Dia akan membawa pulang mempelai-Nya ke rumah Bapa, dan dimana orang-orang yang ditebus dan Penebus mereka akan duduk di dalam perjamuan kawin Anak Domba. Dia mengatakan, “seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.” “Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, … tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku”, … sebab TUHAN telah berkenan kepadamu.” “TUHAN Allahmu … bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.” Ketika pengelihatan akan hal surgawi diberikan kepada rasul Yohanes, ia menulis: “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.” “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.”

Yesus melihat di dalam setiap jiwa, seseorang yang kepada siapa harus diberikan panggilan untuk kerajaan-Nya.

Setelah menerima kerajaan, Dia akan datang dalam kemuliaan-Nya, sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan, bagi penebusan umat-Nya, yang akan “duduk dengan Abraham, dan Ishak, dan Yakub” di meja-Nya dalam kerajaan-Nya, untuk mengambil bagian dari perjamuan kawin Anak Domba.