Ayat Inti : “Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” Wahyu 22:2 {ITB}
Dari takhta Tuhan di surga, keluar sebuah sungai yang memiliki air murni, dan di kedua sisi sungai itu terdapat pohon kehidupan. Buah pohon itu sangatlah mulia; tampak seperti emas dicampur dengan perak.
Buah dari pohon kehidupan di Taman Eden memiliki sifat baik yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Memakan buah itu berarti hidup selamanya, karena buahnya adalah penangkal kematian. Daunnya berguna untuk mempertahankan kehidupan dan keabadian. Setelah dosa masuk ke dalam dunia, Tuhan memindahkan pohon kehidupan ke Surga di atas.
Orang-orang kudus yang ditebus, yang telah mengasihi Tuhan dan menuruti perintah-Nya di bumi, akan masuk melalui pintu gerbang kota surga, dan memiliki hak atas pohon kehidupan. Mereka akan memakan buah ini secara bebas sebagaimana yang orang tua pertama kita lakukan sebelum kejatuhan mereka. Daun pohon yang berkembang besar dan abadi itu akan digunakan untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Semua kesengsaraan mereka kemudian akan hilang. Penyakit, kesedihan, dan kematian tidak akan pernah lagi mereka rasakan, sebab daun pohon kehidupan telah menyembuhkan mereka. Yesus kemudian akan melihat kesusahan jiwa-Nya dan merasa puas, ketika orang-orang yang ditebus, yang telah tunduk kepada kesedihan, kerja keras, dan penderitaan, yang telah mengerang di bawah kutukan, berkumpul di sekitar pohon kehidupan untuk memakan buah abadinya, yang hak atasnya dilepaskan oleh orang tua pertama ketika mereka melanggar perintah Tuhan. Tidak akan ada bahaya bahwa mereka akan kehilangan hak untuk pohon kehidupan lagi, karena dia yang menggoda orang tua pertama kita untuk berbuat dosa telah dihancurkan oleh kematian kedua.
Di pohon kehidupan terdapat buah yang paling indah, yang dapat dinikmati oleh orang-orang kudus secara bebas. Bahasa yang paling ditinggikan sekalipun gagal untuk menggambarkan kemuliaan surga atau kedalaman yang tak tertandingi dari kasih Juruselamat.