Ayat Inti : “Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”” Yohanes 6:53-56 {ITB}

Memakan daging dan meminum darah Kristus adalah menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi, mempercayai bahwa Ia mengampuni dosa-dosa kita dan bahwa kita sempurna di dalam Dia. Adalah dengan memegang kasih-Nya, tinggal di dalamnya, dan meminumnya, kita dapat mengambil bagian di dalam kodrat-Nya. Seperti makanan bagi tubuh kita, begitulah Kristus bagi jiwa kita. Makanan tidak dapat berguna bagi kita kecuali jika kita memakannya dan makanan itu menjadi bagian dari tubuh kita. Kristus pun tidak bernilai apa-apa bagi kita jika kita tidak mengenal-Nya sebagai Juruselamat pribadi. Pengenalan teoritis tidak akan memberikan manfaat apa-apa. Kita harus memakan-Nya, menerima-Nya di dalam hati kita, sehingga kehidupan-Nya menjadi kehidupan kita. Kasih-Nya, anugerah-Nya haruslah diserap.

Bahkan percaya kepada pengampunan Kristus terhadap dosa saja tidak cukup; kita harus menerima kekuatan dan asupan rohani daripada-Nya dengan iman, melalui firman-Nya secara terus-menerus. “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Yesus menerima aturan Bapa-Nya, mewujudkan prinsip-prinsipnya di dalam kehidupan-Nya, menunjukkan semangatnya, dan memperlihatkan kuasanya yang melimpah di dalam hati… Para pengikut Kristus hendaklah mengambil bagian di dalam pengalaman-Nya ini. Mereka harus menerima dan menyerap firman Tuhan sehingga firman-Nya menjadi kekuatan yang menggerakkan kehidupan dan tindakan mereka. Melalui kuasa Kristus, hendaklah mereka berubah menjadi serupa dengan-Nya, dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi.

Adalah melalui menerima kehidupan yang diberikan kepada kita di atas salib Golgota, kita dapat menjalani kehidupan yang kudus. Kehidupan ini pun kita peroleh melalui penerimaan akan firman-Nya dan melakukan hal-hal yang Ia perintahkan. Dengan demikian kita menjadi satu dengan-Nya.